Minggu, 18 Maret 2012

Perkembangan Sistem Ekonomi

Perkembangan Sistem Ekonomi

          Perkembangan sistem ekonomi merupakan suatu tahapan proses berkembanganya kegiatan ekonomi dan masalah-masalah yang menyangkut kegiatan ekonomi itu sendiri dari waktu  kewaktu seiring berkembangnya zaman. Perkembangan sistem perekonomian terjadi pada awal peradaban manusia ,dengan karakteristik  perekonomian yaitu orang melakukan kegiatan produksi yang hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja dalam hidupnya.
          Bisa dibilang pada waktu itu orang tidak mempunyai pemikiran yang maju untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk orang lain maupun pihak dalam kelompoknya bahkan untuk mendapatkan keuntungan.
            Kalaupun harus berhubungan dengan orang lain untuk mendapatkan suatu barang lain pastinya bersifat barter yaitu tukar menukar barang untuk mendapatkan suatu barang lain yang diinginkannya. Tetapi dengan system barter tersebut melakukannya tidak semudah yang dibayangkan. Banyak hambatan-hambatan yang dapat kita rasakan sewaktu melakukan proses barter tersebut.

            Seiring semakin berkembangnya jumlah manusia beserta kebutuhan yang harus terpenuhi maka sangat diperlukan sistem perekonomian yang terencana dan teratur dengan sebaik mungkin.

             Melihat kondisi seperti itu  sistem barter tidak dapat bertahan lagi, mengingat banyaknya hambatan-hambatan yang terjadi seperti sulitnya mempertemukan dua pihak yang memiliki keinginan yang sama, sulitnya melakukan transaksi dengan jumlah besar dan lain-lain . Dengan hambatan-hambatan seperti itu para ahli cendikiawan pun memikirkan secara matang bagaimana caranya untuk memperbaiki system perekonomian dengan baik khususnya untuk negara kita Indonesia.
          Disisi lain keadaan ekonomi dan keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :
Inflasi yang sangat tinggi yang dikarenakan beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.
          Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :
  • Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.
  • Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.
  • Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-perkebunan.
  • Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947
  • Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948, mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
  • Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik (Mazhab Fisiokrat : sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).
            Sistem perekonomian yang berkembang di Indonesia diawali sejak Negara Republik Indonesia berdiri sudah banyak tokoh tokoh kita yang merumuskan perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia ,baik secara individu maupun secara kelompok.

            Sebagai contoh, bung hatta sendiri semasa hidupnya beliau mencetuskan ide bahwa dasar perekonomian indonesia sesuai dengan cita-cita yaitu tolong menolong .
Demikian juga dengan tokoh ekonomi indonesia saat itu, sumitro djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara amerika tahun 1949 menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran tetapi telah disepakati suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai sistem ekonomi pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yaitu demokrasi ekonomi.



            Demokrasi Ekonomi dipilih karena memiliki ciri-ciri yang positif, di antaranya adalah :

Ø  Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan
Ø  Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara
Ø  Warga Negara memiliki kebebasan dalam memilih/menentukan pekerjaan yang dikehendakinya serta mempunyai hak akan penghidupan yang layak
Ø  Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat
Ø  Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga Negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum maupun masyarakat
Ø  Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara

       Dengan demikian dari penjelasan di atas, perekonomian Indonesia tidak mengizinkan adanya :
·   Free fiht liberalism
yaitu adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga   memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin

·   Etatisme
yaitu keikutsertaan pemerintah yang sangat dominan sehingga mematikan motivasi dan kreasi masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat, jadi dalam etatisme ini masyarakat hanya bersikap pasif saja

·   Monopoli
yaitu suatu bentuk kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan pada konsumen untuk tidak mengikuti keinginan sang monopoli

Meskipun awal perkembangan Ekonomi Indonesia menganut  sistem ekonomi pancasila, ekonomi demokrasi dan mungkin campuran bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia.
Awal tahun 1950an sampai dengan tahun 1957an merupakan bukti sejarah adanya system ekonomi liberalis dalam perekonomian Indonesia, begitupun dengan sistem etatisme pernah mewarnai corak perekonomian Indonesia pada tahun 1960an sampai dengan orde baru. Faktor-faktor penyebab beberapa sistem perekonomian Indonesia adalah :

1.  Program tersebut disusun oleh tokoh-tokoh yang relatif banyak bukan dibidangnya, tetapi oleh tokoh politik, dengan begitu keputusan yang diambil lebih menitikberatkan pada masalah politik bukan masalah ekonomi
2.  Akibat dari masalah di atas, dana Negara yang seharusnya untuk kepentingan kegiatan ekonomi tetapi malah digunakan untuk kepentingan politik dan juga perang
3.  Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia itu sendiri
4.  Terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet yang dibentuk

Berikut ini adalah beberapa bukti-bukti akibat sistem etatisme yang pernah terjadi di Indonesia :

a.Semakin rusaknya sarana produksi dan komunikasi yang membawa dampak turunnya nilai eksport kita
b.  Hutang luar negeri yang justru digunakan untuk proyek mercu suar
c.Defisit anggaran Negara yang semakin besar

Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi (Mazhab Sosialisme). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain :
  1. Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
  2. Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.
  3. Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
          Kegagalan-kegagalan dalam berbagai tindakan moneter itu diperparah karena pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pada masa ini banyak proyek-proyek mercusuar yang dilaksanakan pemerintah, dan juga sebagai akibat politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat.
          Sekali lagi, ini juga salah satu konsekuensi dari pilihan menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang bisa diartikan bahwa Indonesia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam politik, ekonomi, maupun bidang-bidang lain.
          Dengan demikian dari uraian dan penjelasan yang saya sampaikan , ternyata begitu jelas proses-proses berkembangnya perekonomian sebelum orde baru/orde lama. Dengan penjelasan di atas kita dapat menganalisa dengan baik tahapan-tahapan yang terjadi zaman dahulu supaya perekonomian menjadi lebih baik dan teratur kedepannya , khususnya untuk Negara kita Negara Indonesia.

Sumber :
http://hanggaryudha.wordpress.com/2011/03/23/bab-2-sejarah-ekonomi-indonesia-dari-orde-lama-hingga-era-reformasi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar